Sunday, August 26, 2012

PROGRAM LAB MATEMATIKA


BAB I  PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
          Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia diantaranya sebagai alat pemecahan masalah  baik itu dalam permasalahan sederhana sampai pada permasalahan yang lebih rumit. Matematika juga digunakan pada disiplin  ilmu yang lain seperti fisika, kimia, biologi, statistika, ilmu teknik, bahkan dalam ilmu-ilmu non eksaktapun matematika masih dapat kita temukan penggunaanya. Sains modern dan teknologi tidak akan berkembang tanpa bantuan matematika.
Pembelajaran merupakan salah satu proses yang kompleks dan melibatkan banyak aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan, salah satunya adalah keterampilan memilih media pembelajaran. Tercapainya harapan tersebut tidak lepas dari semua komponen pendukung proses pembelajaran di kelas yaitu siswa, guru dan media pembelajaran.  Berperannya ketiga komponen tersebut memungkinkan tercapainya pembelajaran yang efektif di dalam kelas. Beberapa media pembelajaran yang ada pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menyampaikan pesan ataupun informasi agar dapat diterima dengan baik bahkan menarik. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat ikut berpengaruh dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu media itu adalah lab matematika.


B.        Landasan Dasar
1.     Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2.     Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3.     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
4.     Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Permendiknas Nomor 6 tahun 2007 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan SKL pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
5.     Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
6.     Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku.
C.                Visi dan Misi
Visi
Menjadi laboratorium yang mandiri dan mampu melayani kebutuhan pendidikan matematika baik internal mau pun eksternal .

Misi
Mampu mengelola dan memberikan layanan kebutuhan  pembelajaran matematika
D.        Tujuan lab Matematika
1.       Mewadahi kreativitas dan aktivitas siswa dalam mengembangkan alat peraga atau permainan  matematika
2.    Melayani kebutuhan alat peraga atau permainan matematika untuk PBM
3.    Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah,melainkan dua hal yang merupakan suatu kesatuan.
4 .Mengkaji dan saling mencari dasar.Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
5. Menambah keterampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk mencari dan menentukan kebenaran.
6. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuwan. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang diperoleh, penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium.

E.                Pengembangan Lab Matematika
           Untuk mendukung efektivitas proses kegiatan belajar mengajar yang demikian, maka diperlukan berbagai media, alat peraga, maupun alat permainan. Agar pemanfaatan berbagai media, alat peraga, maupun permainan dalam pembelajaran matematika optimal maka alat-alat tersebut hendaklah dikelola dengan baik. Agar pengelolaan dan pemanfaatan alat peraga, alat permainan maupun media pembelajaran matematika optimal maka  diperlukan laboratorium matematika.
         Menurut Post dan Reys (1973) laboratorium matematika dapat diartikan dengan dua cara. Yang pertama laboratorium sebagai pendekatan dalam pembelajaran yaitu pembelajaran dengan metode laboratorium, dan yang kedua laboratorium sebagai sebuah tempat atau ruangan.
Pembelajaran menggunakan metode laboratorium adalah proses belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami suatu obyek matematika secara langsung dengan jalan mengkaji, menganalisis, menemukan secara induktif melalui inkuiri, merumuskan, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan dari obyek-obyek yang dimanipulasikan oleh siswa di dalam laboratorium matematika. Dari pengertian tersebut diturunkan pengertian lain dari Laboratorium Matematika, yaitu tempat kegiatan belajar dengan metode/pendekatan laboratorium dilaksanakan.
Pengertian laboratorium matematika adalah sebuah ruangan yang didesain khusus untuk kegiatan belajar mengajar matematika. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam Laboratorium matematika adalah metode laboratorium, meskipun tidak menutup kemungkinan guru dan siswa memanfaatkan laboratorium matematika untuk kegiatan belajar mengajar dengan metode lain.
Untuk menunjang proses belajar mengajar dengan berbagai metode itu (terutama metode laboratorium) maka ruang laboratorium perlu didesain dan diisi khusus dengan berbagai media, alat peraga/alat permainan maupun sumber-sumber lain yang mendukung efektivitas proses pembelajaran matematika.
Berdasarkan berbagai penemuan maupun pengamatan di lapangan diketahui bahwa masih banyak guru yang melaksanakan proses belajar mengajar secara monoton. Metode yang kerap mereka gunakan adalah metode ceramah atau pemberian informasi satu arah secara verbal saja dengan media papan tulis dan kapur/spidol (chalk and talk). Hal itu disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu:
1. sekolah sudah memiliki media/alat peraga tetapi belum memanfaatkannya secara optimal.
2. sekolah sama sekali belum memiliki media/alat peraga
3. sekolah telah memiliki media/alat peraga namun belum memadai baik kualitas maupun kuantitasnya.
Oleh karena itu, seringkali pembelajaran matematika menjadi tidak menarik dan membosankan.
Laboratorium Matematika dimaksudkan sebagai tempat atau sarana untuk menunjang kegiatan belajar matematika, yang mengubah pusat belajar dari guru ke siswa. Siswa belajar di laboratorium tidak hanya menulis dan menyimak, tetapi juga harus aktif mengkonstruksi pemahamannya sendiri. Guru di laboratorium lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan pengarah belajar siswa.
Di laboratorium, guru dapat mempraktikkan pembelajaran matematika secara induktif, yaitu pembelajaran yang diawali dengan pengalaman nyata. Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan penting dalam mempelajari matematika
Belajar di laboratorium diharapkan dapat menggugah minat belajar siswa, karena pembelajaran menjadi lebih dinamis, menarik dan menantang. Selain itu diharapkan belajar di laboratorium dapat melatih siswa dalam berpikir, bernalar dan menarik kesimpulan, melalui kegiatan penyelidikian, eksplorasi, eksperimen sehingga siswa-siswi memiliki pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerja sama yang efektif sesuai tujuan umum pembelajaran di sekolah.
Sebagai sebuah ruang yang didesain khusus untuk membantu pembelajaran matematika, laboratorium matematika dapat berfungsi sebagai:
a.  tempat kerja praktik yang dilakukan secara individu maupun berkelompok.
b.   tempat diskusi kelompok besar maupun kelompok kecil.
c.   tempat kegiatan ceramah atau demonstrasi.
d.   tempat penyimpanan sekaligus display alat peraga, alat permainan, maupun berbagai media lain yang dapat menunjang kegiatan belajar matematika.
e.   pusat kegiatan belajar matematika di sekolah.
f.   sebuah lingkungan/ruangan yang bernuansa matematika, sehingga menarik dan mendorong siswa untuk menyukai belajar matematika,

Organisasi laboratorium yang baik akan membantu kelancaran kegiatan di laboratorium. Hal ini berhubungan dengan tugas organisasi tersebut yaitu, mengelola laboratorium, menjaga disiplin laboratorium,  mengadakan serta memelihara media, alat peraga, alat permainan maupun sarana penunjang lain.
Kriteria pengembangan ruang laboratorium matematika sekolah berdasarkan fungsinya perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.    Sebagai tempat kerja praktik, laboratorium matematika hendaknya dilengkapi dengan berbagai media, alat dan bahan praktik, alat peraga/alat permainan disertai cara penggunaannya. Meja dan kursi hendaknya ringan dan kuat sehingga mudah dipindah-pindahkan. Susunan meja dan kursi disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu: praktik individual, praktik kelompok kecil, praktik kelompok besar atau praktik kelas.
2.    Sebagai tempat diskusi kelas maupun diskusi kelompok sebaiknya kursi dapat disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk saling melihat satu sama lain. Susunan meja dan kursi disesuaikan dengan program diskusi yaitu: diskusi kelas, diskusi kelompok besar, maupun diskusi kelompok kecil.
3.    Sebagai tempat kegiatan ceramah atau demonstrasi sebaiknya ruangan laboratorium memungkinkan semua pandangan siswa atau peserta didik tertuju pada penyaji yang sedang ceramah atau demonstrasi. Ruang laboratorium dilengkapi dengan meja demonstrasi (untuk memperagakan alat peraga/alat permainan) dan LCD beserta layarnya. Akan lebih baik pula apabila dilengkapi dengan perangkat Audio Visual.
4.    Sebagai tempat penyimpanan sekaligus ruang pajang/pamer/display alat peraga hendaknya laboratorium dilengkapi dengan lemari-lemari penyimpanan alat peraga/lemari display. Lemari-lemari ini diletakkan merapat ke dinding ruangan sehingga tidak memakan banyak tempat untuk kegiatan praktik.
5.    Sebagai pusat belajar matematika hendaknya laboratorium dilengkapi dengan buku-buku matematika, berbagai lembar tugas, lembar kerja, slide, tranparansi maupun buku-buku referensi lain yang menunjang belajar matematika.
6.    Sebagai ruangan yang bernuansa matematika, laboratorium matematika  sebaiknya dilengkapi dengan hiasan-hiasan dinding, tulisan tentang dalil-dalil/rumus penting matematika, sejarah/biografi singkat tokoh matematika beserta penemuannya, maupun pajangan-pajangan lain yang berhubungan dengan matematika

Ukuran ruang yang memadai untuk 30 orang siswa atau peserta didik dalam satu kelas ±100 m2, jadi ukuran ruangan sekitar 12´9 m2. Ruangan tersebut harus memiliki sirkulasi udara yang baik dengan cahaya matahari yang mencukupi. Apabila ruang laboratorium bergandengan dengan ruang yang lain sebaiknya ventilasi dipasang sepanjang sisi dinding yang menghadap keluar, supaya mengurangi gangguan antar ruang. Jendela hendaknya diletakkan di dinding yang menghadap keluar sekolah, sehingga siswa yang sedang berada di dalam ruang tidak terganggu dengan lalu lintas kesibukan dalam sekolah. Lantai ruangan sebaiknya terbuat dari ubin persegi karena suatu saat mungkin dapat digunakan untuk membantu siswa dalam pembelajaran koordinat, luas bangun datar dan sebagainya.
 
Tinggi meja disesuaikan dengan ukuran rata-rata siswa ketika sedang duduk yaitu antara 75cm - 90cm. Meja dibuat kecil, yaitu dimaksudkan untuk dipakai satu orang/individual. Apabila diperlukan meja yang lebih besar untuk kerja kelompok kecil maupun kelompok besar, maka beberapa meja dapat digabung menjadi satu sesuai kebutuhan. Meja-meja tersebut dapat diatur menjadi bentuk persegipanjang, jajargenjang, segienam, lingkaran, ellips dan sebagainya.
Meja dibuat dari bahan yang ringan, kuat, tahan lama dan tidak membahayakan.
a.   kursi untuk siswa
Panjang, lebar dan tinggi kursi menyesuaikan tinggi meja dan tinggi rata-rata siswa yang akan duduk di atasnya. Seperti halnya meja, kursi hendaknya terbuat dari bahan yang ringan, kuat, tidak membahayakan. Kursi yang ringan akan memudahkan siswa  memindah-mindahkan kursi apabila diperlukan.
b.   meja dan kursi guru/laboran
Ukuran meja guru/laboran seperti meja tulis biasa, sebaiknya dilengkapi dengan beberapa laci, untuk meletakkan barang-barang milik guru/laboran.  Ukuran kursi menyesuaikan.
c.   almari alat peraga/permainan
almari alat peraga digunakan sebagai tempat penyimpanan sekaligus display alat peraga/permainan. Almari tersebut diletakkan merapat ke dinding laboratorium
d.   meja demonstrasi
       Meja demonstrasi digunakan oleh guru atau siswa untuk memperagakan alat peraga/alat permainan pada waktu kegiatan pembelajaran. Meja ini berukuran 75´60 cm2 dengan tinggi 100 cm.
             e.   almari/rak bahan praktik
     Almari ini digunakan untuk menyimpan bahan-bahan praktik seperti kertas, karton, lem, penjepit, manik-manik, kelereng, gelang karet, sedotan, lidi, tali, benang dan sebagainya.
f.    almari/rak alat praktik
     Almari ini digunakan untuk menyimpan alat-alat praktik seperti gunting, cutter, pemes, lem, penggaris, busur, jangka dan sebagainya.
g.   rak buku
     Rak buku digunakan sebagai tempat menyimpan buku cara penggunaan alat peraga/alat permainan, buku cara pembuatan alat peraga/permainan, buku petunjuk praktik laboratorium,  buku-buku matematika, lembar kerja/tugas, transparansi, slide dan sebagainya
            Sarana penunjang :
a.   Papan tulis, papan berpetak dan papan flanel.
Papan tulis hendaknya diletakkan pada bagian dinding yang tidak ada jendelanya. Jarak papan tulis bagian bawah dengan lantai kira-kira 75 cm. Papan tulis hendaknya mendapat penerangan yang cukup baik.
Papan berpetak digunakan untuk memudahkan membuat grafik cartesius atau menerangkan konsep luas.
Papan flanel digunakan untuk menempelkan alat peraga yang berlapiskan busa tipis seperti angka-angka, gambar-gambar binatang, bunga, tumbuhan dan benda-benda lain.
Jika memungkinkan ketiga papan itu diletakkan permanen di dinding bagian depan kelas yang dibuat agak menjorok ke dalam. Bagian yang terdalam adalah  papan tulis yang panjangnya boleh mencapai 4 meter. Di bagian depan samping kiri papan tulis diletakkan papan petak (berukuran panjang 1 meter) yang bagian bawahnya terdapat rel sehingga bisa didorong ke tengah bila digunakan. Di samping kanan diletakkan papan flanel seperti papan berpetak yang juga diberi rel dan didorong ke tengah jika diperlukan.
Bagian papan tulis yang tertutup oleh papan flanel dapat dimanfaatkan untuk menggambar hal-hal penting dan sukar dibuat sehingga dapat dimanfaatkan.
b.    LCD
c.    Media audio visual
d.     Alat penunjang pembelajaran
Yang dimaksud peralatan disini adalah alat-lat yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar seperti penggaris panjang papan tulis, penggaris segitiga sepasang, busur papan tulis, jangka papan tulis, kapur, spidol dan sebagainya.
e.    Papan koordinasi/pengumuman
f.     Papan karya siswa
g.    Tata tertib penggunaan laboratorium
h.    Jadwal penggunaan laboratorium
i.     Berbagai hiasan dinding bernuansa matematika
j.     Chart-chart antara lain meliputi sejarah dan biografi singkat tokoh-tokoh matematika atau tentang rumus/dalil/teorema penting dalam matematika
k.   Poster-poster, alat atau uraian tentang terapan sederhana    matematika.
 F.          PROGRAM LAB MATEMATIKA
                             
NO
TAHUN PELAJARAN
SASARAN / HARAPAN
KETERANGAN
1.
2012 - 2013
Kelengkapan alat peraga matematika

2.
2013 - 2014
Penyempurnaan alat peraga manual

3.
2014 - 2015
Program media lab matematika berbasis IT Multimedia

4.
2015 - 2016
Pengembangan IT menuju Lab Matematika Modern

5.
2016 - 2017
Penyempurnaan lab matematika modern


 G.         Tata Tertib Penggunaan Lab Matematika

a.     Guru yang ingin menggunakan laboratorium harus melaporkan diri   kepada laboran.
b.    Pemakaian laboratorium harus sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
c.   Siswa-siswi yang menggunakan laboratorium harus senantiasa berusaha menjaga kebersihan laboratorium.
d.   Alat peraga/permainan/sarana penunjang yang telah selesai digunakan dikembalikan ke tempat semula.
e.    Alat yang rusak, pecah atau hilang harus dicatat dan dilaporkan kepada laboran.
G.          Penutup
Pembelajaran matematika dengan metode laboratorium biasanya memerlukan waktu relatif cukup banyak. Berbeda dengan pembelajaran ekspositori (ceramah) yang menyajikan pola, konsep, dalil atau rumus secara langsung.  Dengan ceramah waktu yang diperlukan untuk suatu topik relatif lebih singkat. Namun metode laboratorium matematika sangat diperlukan untuk menunjukkan kepada siswa bahwa matematika itu bukan hanya sekumpulan rumus-rumus mati yang terjadi begitu saja. Metode laboratorium diharapkan dapat mendekatkan siswa kepada matematika sehingga mereka lebih tertarik dan senang belajar matematika.
Sebagai sarana pendukung kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah, laboratorium matematika dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar matematika bagi siswa. Di laboratorium matematika  tersedia kesempatan luas bagi siswa untuk berlatih cara berpikir dan bernalar secara logis dalam menarik kesimpulan melalui penyelidikan/eksplorasi/eksperimen, untuk mengembangkan kreativitas dan penemuan, untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan gagasan dengan berbagai cara.
Lab matematika ini akan bisa berkembang maju tidak lepas dari saran dan kritik dari semua elemen yang ada, untuk saya mohon bantuan pada semua elemen untuk bisa membantu dalam pengembangan Lab matematika Sekolah WIJAYA PUTRA SURABAYA.
   

                                                        Surabaya, Agustus 2012
                                                              Lap Matematika


                                                          Erwan Sukwanto SPd




No comments:

Post a Comment