BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Matematika merupakan salah
satu disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia
diantaranya sebagai alat pemecahan masalah baik itu dalam permasalahan
sederhana sampai pada permasalahan yang lebih rumit. Matematika juga digunakan
pada disiplin ilmu yang lain seperti fisika, kimia, biologi, statistika,
ilmu teknik, bahkan dalam ilmu-ilmu non eksaktapun matematika masih dapat kita
temukan penggunaanya. Sains modern dan teknologi tidak akan berkembang tanpa
bantuan matematika.
Pembelajaran merupakan salah satu proses yang kompleks
dan melibatkan banyak aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan, salah
satunya adalah keterampilan memilih media pembelajaran. Tercapainya harapan
tersebut tidak lepas dari semua komponen pendukung proses pembelajaran di kelas
yaitu siswa, guru dan
media pembelajaran. Berperannya ketiga komponen tersebut memungkinkan
tercapainya pembelajaran yang efektif di dalam kelas. Beberapa media
pembelajaran yang ada pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menyampaikan
pesan ataupun informasi agar dapat diterima dengan baik bahkan menarik.
Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat ikut berpengaruh dalam mewujudkan
tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu media itu adalah lab
matematika.
B.
Landasan Dasar
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi.
4. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Permendiknas
Nomor 6 tahun 2007 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan SKL pada Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku.
C.
Visi dan Misi
Visi
Menjadi laboratorium yang
mandiri dan mampu melayani kebutuhan pendidikan matematika baik internal mau
pun eksternal .
Misi
Mampu
mengelola dan memberikan layanan kebutuhan pembelajaran matematika
D.
Tujuan lab
Matematika
1. Mewadahi kreativitas dan aktivitas siswa dalam
mengembangkan alat peraga atau permainan matematika
2. Melayani kebutuhan alat
peraga atau permainan matematika untuk PBM
3.
Memberikan kelengkapan bagi
pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktek bukan
merupakan dua hal yang terpisah,melainkan dua hal yang merupakan suatu
kesatuan.
4 .Mengkaji
dan saling mencari dasar.Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa.
Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari
sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
5. Menambah
keterampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk mencari dan
menentukan kebenaran.
6. Memupuk
rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuwan.
Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang diperoleh,
penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium.
E.
Pengembangan Lab
Matematika
Untuk mendukung efektivitas
proses kegiatan belajar mengajar yang demikian, maka diperlukan berbagai media,
alat peraga, maupun alat permainan. Agar pemanfaatan berbagai media, alat
peraga, maupun permainan dalam pembelajaran matematika optimal maka alat-alat
tersebut hendaklah dikelola dengan baik. Agar pengelolaan dan pemanfaatan alat
peraga, alat permainan maupun media pembelajaran matematika optimal maka diperlukan laboratorium matematika.
Menurut Post dan Reys (1973)
laboratorium matematika dapat diartikan dengan dua cara. Yang pertama
laboratorium sebagai pendekatan dalam pembelajaran yaitu pembelajaran dengan
metode laboratorium, dan yang kedua laboratorium sebagai sebuah tempat atau
ruangan.
Pembelajaran
menggunakan metode laboratorium adalah proses belajar mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memahami suatu obyek matematika secara langsung
dengan jalan mengkaji, menganalisis, menemukan secara induktif melalui inkuiri,
merumuskan, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan dari obyek-obyek yang
dimanipulasikan oleh siswa di dalam laboratorium matematika. Dari pengertian
tersebut diturunkan pengertian lain dari Laboratorium Matematika, yaitu tempat
kegiatan belajar dengan metode/pendekatan laboratorium dilaksanakan.
Pengertian
laboratorium matematika adalah sebuah ruangan yang didesain khusus untuk
kegiatan belajar mengajar matematika. Metode pembelajaran yang digunakan guru
dalam Laboratorium matematika adalah metode laboratorium, meskipun tidak
menutup kemungkinan guru dan siswa memanfaatkan laboratorium matematika untuk
kegiatan belajar mengajar dengan metode lain.
Untuk
menunjang proses belajar mengajar dengan berbagai metode itu (terutama metode
laboratorium) maka ruang laboratorium perlu didesain dan diisi khusus dengan
berbagai media, alat peraga/alat permainan maupun sumber-sumber lain yang
mendukung efektivitas proses pembelajaran matematika.
Berdasarkan
berbagai penemuan maupun pengamatan di lapangan diketahui bahwa masih banyak
guru yang melaksanakan proses belajar mengajar secara monoton. Metode yang
kerap mereka gunakan adalah metode ceramah atau pemberian informasi satu arah
secara verbal saja dengan media papan tulis dan kapur/spidol (chalk and talk).
Hal itu disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu:
1. sekolah sudah memiliki media/alat
peraga tetapi belum memanfaatkannya secara optimal.
2. sekolah
sama sekali belum memiliki media/alat peraga
3. sekolah telah memiliki media/alat
peraga namun belum memadai baik kualitas maupun kuantitasnya.
Oleh karena
itu, seringkali pembelajaran matematika menjadi tidak menarik dan membosankan.
Laboratorium
Matematika dimaksudkan sebagai tempat atau sarana untuk menunjang kegiatan
belajar matematika, yang mengubah pusat belajar dari guru ke siswa. Siswa
belajar di laboratorium tidak hanya menulis dan menyimak, tetapi juga harus
aktif mengkonstruksi pemahamannya sendiri. Guru di laboratorium lebih banyak
berperan sebagai fasilitator dan pengarah belajar siswa.
Di
laboratorium, guru dapat mempraktikkan pembelajaran matematika secara induktif,
yaitu pembelajaran yang diawali dengan pengalaman nyata. Kegiatan dapat dimulai
dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang
muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang
kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan
deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan penting dalam mempelajari matematika
Belajar
di laboratorium diharapkan dapat menggugah minat belajar siswa, karena
pembelajaran menjadi lebih dinamis, menarik dan menantang. Selain itu
diharapkan belajar di laboratorium dapat melatih siswa dalam berpikir, bernalar
dan menarik kesimpulan, melalui kegiatan penyelidikian, eksplorasi, eksperimen
sehingga siswa-siswi memiliki pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif
dan kemauan bekerja sama yang efektif sesuai tujuan umum pembelajaran di
sekolah.
Sebagai
sebuah ruang yang didesain khusus untuk membantu pembelajaran matematika,
laboratorium matematika dapat berfungsi sebagai:
a. tempat kerja praktik yang
dilakukan secara individu maupun berkelompok.
b. tempat
diskusi kelompok besar maupun kelompok kecil.
c. tempat
kegiatan ceramah atau demonstrasi.
d. tempat penyimpanan sekaligus display
alat peraga, alat permainan, maupun berbagai media lain yang dapat menunjang
kegiatan belajar matematika.
e. pusat
kegiatan belajar matematika di sekolah.
f. sebuah lingkungan/ruangan yang bernuansa
matematika, sehingga menarik dan mendorong siswa untuk menyukai belajar
matematika,
Organisasi
laboratorium yang baik akan membantu kelancaran kegiatan di laboratorium. Hal
ini berhubungan dengan tugas organisasi tersebut yaitu, mengelola laboratorium,
menjaga disiplin laboratorium,
mengadakan serta memelihara media, alat peraga, alat permainan maupun
sarana penunjang lain.
Kriteria
pengembangan ruang laboratorium matematika sekolah berdasarkan fungsinya perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Sebagai tempat kerja praktik,
laboratorium matematika hendaknya dilengkapi dengan berbagai media, alat dan
bahan praktik, alat peraga/alat permainan disertai cara penggunaannya. Meja dan
kursi hendaknya ringan dan kuat sehingga mudah dipindah-pindahkan. Susunan meja
dan kursi disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu: praktik
individual, praktik kelompok kecil, praktik kelompok besar atau praktik kelas.
2. Sebagai tempat diskusi kelas maupun
diskusi kelompok sebaiknya kursi dapat disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan siswa untuk saling melihat satu sama lain. Susunan meja dan kursi
disesuaikan dengan program diskusi yaitu: diskusi kelas, diskusi kelompok
besar, maupun diskusi kelompok kecil.
3. Sebagai tempat kegiatan ceramah atau
demonstrasi sebaiknya ruangan laboratorium memungkinkan semua pandangan siswa
atau peserta didik tertuju pada penyaji yang sedang ceramah atau demonstrasi.
Ruang laboratorium dilengkapi dengan meja demonstrasi (untuk memperagakan alat
peraga/alat permainan) dan LCD beserta layarnya. Akan lebih baik pula apabila
dilengkapi dengan perangkat Audio Visual.
4. Sebagai tempat penyimpanan sekaligus
ruang pajang/pamer/display alat peraga hendaknya laboratorium dilengkapi
dengan lemari-lemari penyimpanan alat peraga/lemari display.
Lemari-lemari ini diletakkan merapat ke dinding ruangan sehingga tidak memakan
banyak tempat untuk kegiatan praktik.
5. Sebagai pusat belajar matematika
hendaknya laboratorium dilengkapi dengan buku-buku matematika, berbagai lembar
tugas, lembar kerja, slide, tranparansi maupun buku-buku referensi lain yang
menunjang belajar matematika.
6. Sebagai ruangan yang bernuansa
matematika, laboratorium matematika
sebaiknya dilengkapi dengan hiasan-hiasan dinding, tulisan tentang dalil-dalil/rumus
penting matematika, sejarah/biografi singkat tokoh matematika beserta
penemuannya, maupun pajangan-pajangan lain yang berhubungan dengan matematika
Ukuran
ruang yang memadai untuk 30 orang siswa atau peserta didik dalam satu kelas ±100 m2, jadi
ukuran ruangan sekitar 12´9 m2. Ruangan
tersebut harus memiliki sirkulasi udara yang baik dengan cahaya matahari yang
mencukupi. Apabila ruang laboratorium bergandengan dengan ruang yang lain
sebaiknya ventilasi dipasang sepanjang sisi dinding yang menghadap keluar,
supaya mengurangi gangguan antar ruang. Jendela hendaknya diletakkan di dinding
yang menghadap keluar sekolah, sehingga siswa yang sedang berada di dalam ruang
tidak terganggu dengan lalu lintas kesibukan dalam sekolah. Lantai ruangan
sebaiknya terbuat dari ubin persegi karena suatu saat mungkin dapat digunakan
untuk membantu siswa dalam pembelajaran koordinat, luas bangun datar dan
sebagainya.
Tinggi
meja disesuaikan dengan ukuran rata-rata siswa ketika sedang duduk yaitu antara
75cm - 90cm. Meja dibuat kecil, yaitu dimaksudkan untuk dipakai satu
orang/individual. Apabila diperlukan meja yang lebih besar untuk kerja kelompok
kecil maupun kelompok besar, maka beberapa meja dapat digabung menjadi satu
sesuai kebutuhan. Meja-meja tersebut dapat diatur menjadi bentuk
persegipanjang, jajargenjang, segienam, lingkaran, ellips dan sebagainya.
Meja
dibuat dari bahan yang ringan, kuat, tahan lama dan tidak membahayakan.
a. kursi untuk siswa
Panjang,
lebar dan tinggi kursi menyesuaikan tinggi meja dan tinggi rata-rata siswa yang
akan duduk di atasnya. Seperti halnya meja, kursi hendaknya terbuat dari bahan
yang ringan, kuat, tidak membahayakan. Kursi yang ringan akan memudahkan
siswa memindah-mindahkan kursi apabila
diperlukan.
b. meja dan kursi guru/laboran
Ukuran
meja guru/laboran seperti meja tulis biasa, sebaiknya dilengkapi dengan
beberapa laci, untuk meletakkan barang-barang milik guru/laboran. Ukuran kursi menyesuaikan.
c. almari alat peraga/permainan
almari alat
peraga digunakan sebagai tempat penyimpanan sekaligus display alat
peraga/permainan. Almari tersebut diletakkan merapat ke dinding laboratorium
d. meja demonstrasi
Meja demonstrasi digunakan oleh guru
atau siswa untuk memperagakan alat peraga/alat permainan pada waktu kegiatan
pembelajaran. Meja ini berukuran 75´60 cm2 dengan
tinggi 100 cm.
e. almari/rak
bahan praktik
Almari ini digunakan untuk menyimpan
bahan-bahan praktik seperti kertas, karton, lem, penjepit, manik-manik,
kelereng, gelang karet, sedotan, lidi, tali, benang dan sebagainya.
f. almari/rak alat praktik
Almari ini digunakan untuk menyimpan
alat-alat praktik seperti gunting, cutter, pemes, lem, penggaris, busur, jangka
dan sebagainya.
g. rak buku
Rak buku digunakan sebagai tempat
menyimpan buku cara penggunaan alat peraga/alat permainan, buku cara pembuatan
alat peraga/permainan, buku petunjuk praktik laboratorium, buku-buku matematika, lembar kerja/tugas,
transparansi, slide dan sebagainya
Sarana penunjang :
a. Papan tulis, papan berpetak dan papan
flanel.
Papan tulis
hendaknya diletakkan pada bagian dinding yang tidak ada jendelanya. Jarak papan
tulis bagian bawah dengan lantai kira-kira 75 cm. Papan tulis hendaknya
mendapat penerangan yang cukup baik.
Papan berpetak
digunakan untuk memudahkan membuat grafik cartesius atau menerangkan konsep
luas.
Papan flanel
digunakan untuk menempelkan alat peraga yang berlapiskan busa tipis seperti
angka-angka, gambar-gambar binatang, bunga, tumbuhan dan benda-benda lain.
Jika
memungkinkan ketiga papan itu diletakkan permanen di dinding bagian depan kelas
yang dibuat agak menjorok ke dalam. Bagian yang terdalam adalah papan tulis yang panjangnya boleh mencapai 4
meter. Di bagian depan samping kiri papan tulis diletakkan papan petak
(berukuran panjang 1 meter) yang bagian bawahnya terdapat rel sehingga bisa
didorong ke tengah bila digunakan. Di samping kanan diletakkan papan flanel
seperti papan berpetak yang juga diberi rel dan didorong ke tengah jika
diperlukan.
Bagian papan
tulis yang tertutup oleh papan flanel dapat dimanfaatkan untuk menggambar
hal-hal penting dan sukar dibuat sehingga dapat dimanfaatkan.
b. LCD
c. Media audio visual
d.
Alat
penunjang pembelajaran
Yang dimaksud
peralatan disini adalah alat-lat yang diperlukan untuk kegiatan belajar
mengajar seperti penggaris panjang papan tulis, penggaris segitiga sepasang,
busur papan tulis, jangka papan tulis, kapur, spidol dan sebagainya.
e. Papan koordinasi/pengumuman
f. Papan karya siswa
g. Tata tertib penggunaan laboratorium
h. Jadwal penggunaan laboratorium
i. Berbagai hiasan dinding
bernuansa matematika
j. Chart-chart antara lain
meliputi sejarah dan biografi singkat tokoh-tokoh matematika atau tentang
rumus/dalil/teorema penting dalam matematika
k. Poster-poster, alat atau uraian
tentang terapan sederhana matematika.
F. PROGRAM LAB MATEMATIKA
NO
|
TAHUN PELAJARAN
|
SASARAN / HARAPAN
|
KETERANGAN
|
1.
|
2012 - 2013
|
Kelengkapan alat peraga matematika
|
|
2.
|
2013 - 2014
|
Penyempurnaan alat peraga manual
|
|
3.
|
2014 - 2015
|
Program media lab matematika
berbasis IT Multimedia
|
|
4.
|
2015 - 2016
|
Pengembangan IT menuju Lab
Matematika Modern
|
|
5.
|
2016 - 2017
|
Penyempurnaan lab matematika modern
|
|
G. Tata Tertib Penggunaan Lab Matematika
a.
Guru
yang ingin menggunakan laboratorium harus melaporkan diri kepada laboran.
b.
Pemakaian
laboratorium harus sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
c. Siswa-siswi yang
menggunakan laboratorium harus senantiasa berusaha menjaga kebersihan
laboratorium.
d. Alat
peraga/permainan/sarana penunjang yang telah selesai digunakan dikembalikan ke
tempat semula.
e.
Alat
yang rusak, pecah atau hilang harus dicatat dan dilaporkan kepada laboran.
G. Penutup
Pembelajaran
matematika dengan metode laboratorium biasanya memerlukan waktu relatif cukup
banyak. Berbeda dengan pembelajaran ekspositori (ceramah) yang menyajikan pola,
konsep, dalil atau rumus secara langsung.
Dengan ceramah waktu yang diperlukan untuk suatu topik relatif lebih
singkat. Namun metode laboratorium matematika sangat diperlukan untuk
menunjukkan kepada siswa bahwa matematika itu bukan hanya sekumpulan
rumus-rumus mati yang terjadi begitu saja. Metode laboratorium diharapkan dapat
mendekatkan siswa kepada matematika sehingga mereka lebih tertarik dan senang
belajar matematika.
Sebagai
sarana pendukung kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah, laboratorium
matematika dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar matematika bagi
siswa. Di laboratorium matematika
tersedia kesempatan luas bagi siswa untuk berlatih cara berpikir dan
bernalar secara logis dalam menarik kesimpulan melalui
penyelidikan/eksplorasi/eksperimen, untuk mengembangkan kreativitas dan
penemuan, untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan
menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan gagasan dengan berbagai cara.
Lab
matematika ini akan bisa berkembang maju tidak lepas dari saran dan kritik dari
semua elemen yang ada, untuk saya mohon bantuan pada semua elemen untuk bisa
membantu dalam pengembangan Lab matematika Sekolah WIJAYA PUTRA SURABAYA.
Surabaya, Agustus 2012
Lap Matematika
Erwan Sukwanto SPd
No comments:
Post a Comment